Kalbar Minta 100 Hektar Bibit ke Deptan
Oleh : Safitri Rayuni
Bisnis Indonesia
PONTIANAK-Target Pemerintah Provinsi Kalbar bisa menanam 1,2 juta hektar pohon karet tahun ini belum tercapai. Saat ini baru tertanam sekitar 408 ribu hektar yang tersebar di 12 kabupaten dan kota se-Kalbar. Sebagian besar didominasi oleh petani karet rakyat di pelosok-pelosok desa.
“Perkebunan ini pun telah menjadi tulang punggung aktivitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Karenanya, pemerintah berupaya mengembangkan sektor ini menjadi sektor unggulan khususnya di Kabupaten Sintang,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Idwar Hanis, diwawancara Jumat (24/11).
Menurut catatan Dinas Perkebunan, dari 408 ribu hektar tanaman karet yang tersebar ini, 88 ribu hektarnya adalah tanaman yang usianya sudah 20 tahun ke atas dan tergolong tanaman karet tua. Sementara tanaman yang masih muda belum berproduksi.
“Jumlah tanaman yang belum berproduksi sekitar 120 hektar lebih, sedangkan karet yang ditoreh oleh masyarakat sekitar 260 hektar,” ujarnya. Kebun karet yang ditoreh oleh masyarakat ini lah yang menjadi bisnis perdagangan karet di Kalbar.
Sabtu (18/11) lalu, Gubernur Kalbar H Usman Ja’far sempat berdialog dengan masyarakat Desa Paoh Benua Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang (sekitar 315 kilometer dari Kota Pontianak), yang sebagian besar adalah petani karet.
Usman Ja’far mengatakan untuk memenuhi target penanaman 1,2 juta hektar tanaman karet, maka setiap tahunnya akan dilakukan peremajaan kebun karet. Penggantian 88 ribu hektar tanaman karet tua ini diperkirakan Usman memakan waktu sekitar 12 tahun lamanya.
“Pemerintah Provinsi Kalbar telah berusaha minta bantuan kepada Menteri Pertanian pusat untuk memberi bibit karet sebanyak 100 ha dalam tahun 2007 dan 2008, apabila hal ini terealisasi maka Kalbar kedepan dapat mengembangkan tanaman karet ini menjadi tanaman unggulan,” ungkapnya.
Bupati Sintang Milton Crosby dalam keterangannya mengatakan perkebunan karet rakyat sampai tahun 2006 mencapai luas 59.896 ha dengan melibatkan 28.902 kepala keluarga. “Namun tingkat kesejahteraan petani karet rakyat masih belum optimal, hal ini disebabkan tingkat faktor produktivitas karet rakyat masih rendah, hanya mencapai 0,93 kilogram kg/ha/areal, serta sistem tata niaga yang belum berpihak kepada petani,” tandasnya.(K6/bisnis)